Translate

Senin, 14 Juli 2025

Gunung Arjuno Arjuna


Legenda Cucu Raja Kuru.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Legenda arjuna yang tampan.
Dewi parwati yang setia dan cantik.
Dalam kakawin barata yudha.
Ditulis oleh empu sedah dan panuluh.

Korawa penjahat, seratus bersaudara.
pandawa berwatak baik, berlima sedarah.
Saling berperang memperebutkan tahta.
Indraprasta dibagi dua, yawastinapura.

Dalam hal ini mengisahkan perang saudara.
Layaknya kerajaan terdahulu berebut tahta.
Layaknya janggala dan kadiri berebut kuasa.
Saudara tapi tak serupa watak dan tabiatnya.

Dalam swargaloka pandawa bersemayam.
Dalam niraya karmapala bagi korawa.
Bagaimana phunabawa dikelahiran barunya.
Apakah samsara atau bahagia dalam hidupnya.

Puisi Bondan Ramadhani Purnomo.


Bernapas Tiada Kuasa.
Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

Entah sampai kapan aku bisa.
Aku bisa bernafas dalam hidup ini.
Dalam perjalanan jauh dari barat.
Di titik timur yang luas ini.

Selangkah ke timur lautan luas.
Yang tiada kira lautan luas.
Tampak hampa timur jauh.
Berharap kembali ke barat.

Barat tempat nenek moyang berpijak.
Dengan asa cita derajatnya pemuka desa.
Dimana kami bernafas diagengkan.
Karena kerasnya dunia untuk bernafas.

Tidakkah kami tak kuat kuasa.
Bernafas dalam samsara dari takdir.
Kami menderma kepada si fakir.
Supaya swargaloka menemani hidup.

Cinta Serupa Dari Cinta Lain.
Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

Dua insan bercinta akrabnya.
Serupa bukan tak serupa.
Tampan menawan keduanya.
Paras yang begitu menggiurkan.

Dalam hal yang indah.
Persetubuhan yang nikmat.
Kisah cinta yang hadir.
Saling membantu dan menemani.

Kasih yang idealis..
Yang didamba tiap manusia.
Yang memilih jalan lain
Dalam mencintai pasangannya.


Bernapas Tiada Kuasa.
Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

Entah sampai kapan aku bisa.
Aku bisa bernafas dalam hidup ini.
Dalam perjalanan jauh dari barat.
Di titik timur yang luas ini.

Selangkah ke timur lautan luas.
Yang tiada kira lautan luas.
Tampak hampa timur jauh.
Berharap kembali ke barat.

Barat tempat nenek moyang berpijak.
Dengan asa cita derajatnya pemuka desa.
Dimana kami bernafas diagengkan.
Karena kerasnya dunia untuk bernafas.

Tidakkah kami tak kuat kuasa.
Bernafas dalam samsara dari takdir.
Kami menderma kepada si fakir.
Supaya swargaloka menemani hidup.

Bertemu dalam mimpi indahku.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Seandainya kau dan aku bertemu.
Dipadukan hasrat rindu akan dirimu.
Dalam hatiku hariku aku mencintaimu.
Hari hari dalam hidup aku memikirkanmu.

Kau tampan rupawan terindah.
Kau yang telah ku temui dalam hati.
Dalam sadar pikiranku mencintaimu.
Hari hariku ingin bertemu denganmu.

Kau yang disana yang entah dimana.
Ku temui kau dalam mimpi indahku.
Selamanya aku mencintaimu dalam rupa.
Dalam bayang tiap hidupku kau ada.

Bertemu dalam mimpi indahku.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Seandainya kau dan aku bertemu.
Dipadukan hasrat rindu akan dirimu.
Dalam hatiku hariku aku mencintaimu.
Hari hari dalam hidup aku memikirkanmu.

Kau tampan rupawan terindah.
Kau yang telah ku temui dalam hati.
Dalam sadar pikiranku mencintaimu.
Hari hariku ingin bertemu denganmu.

Kau yang disana yang entah dimana.
Ku temui kau dalam mimpi indahku.
Selamanya aku mencintaimu dalam rupa.
Dalam bayang tiap hidupku kau ada.


Indonesiaku Yang Merdeka.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Indonesiaku bunga melati simbolnya.
Indonesiaku yogya negeri sultannya.
Indonesiaku pancasila ideologinya.
Indonesiaku pembukaan konstitusi cita citanya.

Tujuh belas agustus tahun empat lima.
Tanggal tahun merdeka dalam kekosongan kuasa.
Kekosongan kekuasaan pemerintahan.
Diproklamasikannya kemerdekaan indonesia.

Demokrasi yang dijunjung tinggi dalam bernegara.
Yang terpilih memimpin dengan berkeadilan.
Kemakmuran yang didamba rakyatnya sejahtera.
Dalam perbedaan yang satu bangsa indonesia.


Teman Yang Hilang.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Dia yang ku anggap teman.
Ternyata dia tak menyukaiku.
Dulu bagaikan aku temannya.
Dia yang membuatku bahagia.

Kini dia telah dewasa bertolak..
Sekarang ia tak memahamiku.
Tak pernah dulu ia memahamiku.
Sekarang mengapa ia tak mau.

Kemana ia yang dulu.
Dia teman yang ku cinta.
Telah menolak pertemanan.
Yang selama ini aku pertahankan.

Cinta Para Dewa Tanah Hyang.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Dengan hangat berjanji cinta.
Di timur yang jauh menjelang fajar.
Di barat membenam mentari senja.
Ditengah antaranya kau dan aku.

Cinta yang ku rangkai bait cintanya.
Berusaha menemukan dirimu, aku cintai.
Kau bagaikan dewa yang bertakhta.
Disurgawi yang indah tiada tara.

Mengapa aku berbeda yang dibumi ini.
Mencintaimu dengan segala kesederhanaan.
Apakah diriku berarti untukmu dirimu, aku cinta.
Tanpa dirimu hidupku tak berwarna.

Akankah hyang memberi tahta yang abadi.
Untuk menggapai tangan dewa cinta.
Ceritaku terlukis abadi disurgawi dengan engkau.
Permata rupawan yang abadi dalam hatiku.

Senin, 16 Juni 2025

Puisi

Anak harapan yang mulia.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Anak anakku harapan hidup.
Pelipur lara kebahagiaanku.
Yang bermahkota dunia fana.
Kebanggaan yang hakiki.

Cinta ayah yang berbahagia.
Anak yang cerdas kebanggaan kami.
Kami yang merawat didiknya.
Pagi malam kami didik merawatannya.

Peluh lelah kami muliakan anak kami.
Pagi siang malam hibur anak kami.
Tiada berhenti kami menafkahinya.
Anak kami kebanggaan yang cerdas.

Mengapa bermara pedih.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Kesedihan yang dalam.
Hati yang tertusuk duri.
Duri mawar yang merah.
Tertancap hati yang perih.

Hidupku yang tak bermakna.
Adakah maknanya dihidup ini.
Berbuat baik yang bermakna.
Apakah bermakna dimata tuhan.

Didunia aku berbuat baik selalu.
Sang pencipta membuat aku terluka.
Dalam perih ini, akankah ada keteduhan.
Keteduhan dalam hidup yang bermateri.

Indonesiaku Yang Merdeka.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Indonesiaku bunga melati simbolnya.
Indonesiaku yogya negeri sultannya.
Indonesiaku pancasila ideologinya.
Indonesiaku pembukaan konstitusi cita citanya.

Tujuh belas agustus tahun empat lima.
Tanggal tahun merdeka dalam kekosongan kuasa.
Kekosongan kekuasaan pemerintahan.
Diproklamasikannya kemerdekaan indonesia.

Demokrasi yang dijunjung tinggi dalam bernegara.
Yang terpilih memimpin dengan berkeadilan.
Kemakmuran yang didamba rakyatnya sejahtera.
Dalam perbedaan yang satu bangsa indonesia.

Rabu, 04 Juni 2025

Perjuangan Keluarga Bestuur


Darah Kemerdekaan Keluarga Bestuur.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Negeri dua kepala ular naga.
Aku dibawah bendera merah putih.
Tempat kakek meneteskan darah.
Darah perjuangan kemerdekaan.

Kami berjaya dalam kehidupan.
Menempati bestuur desa yang indah.
Kami mengalami tragis dan pahit.
Berpegang teguh pada pancasila.

Bahwa kami menurun bestuur.
Kami yang tersakiti terpilih.
Kami yang telah perjuangkan.
Perjuangkan kemerdekaan indonesia.

Pada sang pencipta alam.
Kami berbangga berbahagia.
Kami menitikan darah pada perjuangan.
Kemerdekaan kami raih dengan darah.
didalam keluarga bestuuran, kami bersyukur.


Perjuangan Kemerdekaan Keluarga Bestuur.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Kepada bapak proklamator.
Kami berdiri dibelakang kemerdekaan.
Menitikan darah memperjuangkan.
Memperjuangkan kemerdekaan.

Kaki dan tangan kami putus.
Karena mempertahankan kata merdeka.
Kami dalam keluarga bestuur desa.
Yang cukup pahit derita hidupnya.

Kami telah berjuang, 
Kami mengisi kemerdekaan.
Mengisi kemerdekaan, yang bermanfaat.
Penuh ilmu pendidikan, yang diamalkan.

Kami telah jerih payah.
Hargai kami, hargai perjuangan pahlawan.
Kami isi hidup dengan pedoman agama islam
Pengamalan yang hakiki disisi tuhan,
Indonesia yang telah merdeka.

Puisi Zaman Sekolah Bondan



Racun Cinta.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Oh Ya Tuhan,

Ada racun ditubuhku dan pikiranku.

Adakah penawar atau penawar racun.

Yang sudah menyebar dan kronis ini!.

Ada gempa yang menggetarkan dadaku.


Terasa sesak nafasku.

Ketika aku merasakan sesuatu ditubuhku.

Ketika aku merasakan apa yang disebut cinta.

Hingga anganku tentangmu.


Tak pernah sirna menjerumuskan pikiranku.

Membayang dalam benak khayalku.

Pertarungan aku dalam mimpi indahku.

Hingga aku terjaga dari lelap tidurku.


Sepi Tanpamu.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Kau luput dari penglihatan mataku.

Kau luput dari pendengaran telingaku.

Kau luput dari kata ucapan sayang dari bibirku.

Kau luput dari dekap hangat pelukan tubuhku.


Aku buta.

Apabila aku tidak melihatmu bertingkah dihadapanku.

Aku tuli.

Apabila aku tidak mendengar suara indah dari bibirmu.

Aku bisu.

Apabila aku tidak dapat berbicara denganmu.


Aku sakit.

Apabila aku tidak mendapatkan kehangatan

pelukan dari tubuhmu lagi.

Jika kau tidak menerima.

Setiap kasih yang aku berikan kepadamu.

Aku pasti kecewa dan sedih.


Walaupun.

Kau tidak membalas setiap kasih dan sayang.

Yang Kuberikan kepadamu.

Tidak mengapa,

Perlindungan yang aku inginkan darimu.

Kau untuk menerima setiap kasih dan sayang yang aku berikan.


Cinta yang dinanti.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Mencari cinta untuk kebahagiaan hidup.

Cinta yang kunanti selama ini.

Tak kunjung datang.


Cinta, cinta tak kunjung kau datang.

Berlari hanya untuk mengejar cinta.

Dan mencari cinta sejatiku.

Berlelah menunggu cinta menyambut cinta.


Akan tetapi.

Cinta yang dinanti menjauh pergi.

Sejauh jarak yang memisahkan kau dan aku.

Jauh sejauh mata yang melihat.

Memandang mata hati yang rindu.

Belaian kasih sayang dari cinta sejatiku.


Gersang hati tanpa cinta.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Gersang hati tak tersirami cinta.

Gersang pemikiran tak terhujani ilmu.

Menapaki jalan yang berliku dari cinta.


Membuatku bingung.

Akan makna dan arti cinta.

Sisa usiaku tampak lesu.


Menjalani hari tanpa cinta.

Menanti hari tua tanpa cinta.

Menanggung beban kesepian.

Sampai ajal menjemput raga nyawa.

 

Pertanyaan Kepadamu.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Untuk apa aku berbicara.

Jika kamu tak mau berbicara kepadaku.

Untuk apa aku menyapa.

Jika kamu tak mau menyapaku.

Apalagi aku menatapnya.

Jika dia juga tak mau aku menatap wajanhnya.


Hanya sedikit senyum terlukis.

Diwajahku, Yang dapat aku berikan padanya.

Jauh tersimpan didalam benakku.

Aku ingin bertanya?

Apakah kau membenciku?

Apakah kau marah kepadaku?

Dan sampai kapan kau diam!

Dan membisu seperti itu!.


Jawabanmu, aku tunggu!.

Jawab yang dapat menjawab pertanyaan.

Yang selalu aku pertanyakan kepadamu.

Agar aku tau apa yang ada dibenakmu.

Agar aku tau yang sebenarnya.

Agar aku tau apa yang kau mau!.

 

Menanti Balas Cintamu.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Disudut bayangan malam.

Dibisu kesunyian malam.

Sepi aku dalam kesendirian.

Melihat terang bulan memancar.


Menatap langit biru terpancar.

Titik kecil bintang berkibar.

Aku berharap kau temani aku.

Kau membalas cinta yang.


Tersimpan rapih dalam lemari hati ini.

Disudut ini aku masih menantimu.

Seorang diri merana dalam sepi.

Mengembara mencari cinta.

Dihatinya untukku dan dirinya.


Uap Cinta Yang Berlabuh.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Kurasakan terik menyengat sanubari hati.

Panas membara mencairkan hati.

Jiwa mendidih.


Siapkan uap cinta yang bertebaran.

Terhirup nafas insan nan elok

Uap cinta telah berlabuh.


Pertanda dua insan telah bersatu.

Iringan nuansa romantika cinta.

Ketika dua darah menyatu.


Membentuk kisah suci kehidupan.

Terukir kisah insan yang indah.

Bak mahakarya agung yang abadi.

Nan mansyur tersohor harumnya.


Rindu hadirmu.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Aku cinta kamu setulus hatiku.

Setengah matiku merindukanmu.

Aku ingin bertemu denganmu.

Walaupun hanya sekejap mata memandangmu.


Meskipun hati ini ingin rasanya.

Bercengkerama dalam pelukanmu.

Berpelukan mesra, tertawa dan bercanda.

Itupun jikalau engkau memperbolehkan.

Untuk sekadar menghapus rasa rindu dihati.

Yang semakin mabuk kepayang di hati ini.


Cinta mengapa kau datang?

Namun engkau terlarang untukku?

Merasakan beratnya hatiku meninggalkan kamu.

Entah sampai kapan cinta bersemayam didalam hatiku.


Cinta emas bersinar mentari.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Cinta yang aku punya untukmu.

Bagai emas murni dua puluh empat karat.

Berkadar sembilan puluh sembilan persen.

Tak akan berkarat selamanya.

Hingga sepuluh juta tahun lamanya.


Lihatlah matahari yang cerah dipagi hari.

Lihatlah bulan yang bersinar dimalam hari.

Dan aku ingin melihat senyumanmu hari ini.


Kau diam beramarah.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Kau diam penuh amarah.

Amarah yang pancarkan kebencian.

Benci yang kau tunjukan kepadaku.

Setiap tatapanmu terlihat raut benci.


Yang terlukis di wajah tampan mempesona.

Ketampanan yang pernah membuatku hatiku tertawan.

Kau jauh bertolak muka.

Tolak wajahmu terhadap diriku.


Setiap kau bertemu denganku.

Benakku dipenuhi tanda tanya?

Sebegitu bencinya, tega kau memusuhiku.

Benci hingga kau seperti itu!.


Bila aku berharap.

Ciptaan Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Bila aku terjatuh.

Aku berharap.

Kau yang membantuku.

Untuk berdiri tegak kembali.


Bila aku bersedih.

Aku berharap.

Kau yang mengusap.

Tiap tetesan linangan air mataku.


Bila aku kesepian.

Aku berharap.

Kau hadir mengisi ruang hampa hatiku.


Bila aku bahagia.

Aku berharap.

Kamu menemani tiap hari ceriaku didunia fana ini.


Bila aku jatuh cinta padamu.

Aku berharap.

Kau berkenan diri menjadi kekasih hatiku.

Itulah harapanku untukmu terkasih.


Puisi Pancasila.



Pancasila Dari Penyambung Lidah Rakyat.

Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

 

Kami para pejuang bangsa

Kami bapak pendiri bangsa

Menegakkan keadilan dalam lima sila.

Menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab.


Wahai anak muda, ingatlah pancasila ini.

Adalah nilai nilai moral yang harus diamalkan.

Kita sebagai bangsa yang besar beraneka ragam.

Kita satu bingkai “bineka tunggal ika” dalam nusa.


Wahai rakyatku, junjunglah sikap berbudi.

Dalam bingkai acara bernegara, kami tetapkan.

Lima sila yang bermakna , perwujudan nusantara.

Menghitung hari kemerdekaan yang telah kita raih.


Wahai rakyat indonesia, kepada kalianlah.

Negara melanjutkan perjuangannya di dunia.

Dalam mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Bila kita bersatu kita teguh, bila bercerai kita runtuh.


Wahai rakyat indonesia, dalam sila sila.

Itulah norma yang harus kita pegang teguh.

Sebagai identitas bangsa dan negara.

Bahwa kita adalah negara bhineka tunggal ika.

Dalam satu ideologi dan cita cita yang mulia



Garuda Pancasila Makna Kemerdekaan.

Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.


Kami tertulis satu juni.

Kami yang menulis pancasila.

Kami yang menetapkan lima sila.

Untuk nusantara yang beraneka ragam.


Kami yang menjunjung nilai moral.

Lihatlah para rakyat indonesia.

Memperjuangkan kemerdekaan.

Mengamalkan pancasila yang kokoh.


Dibuatlah lambang garuda pancasila.

Dari legenda burung garuda yang melawan ular.

Garuda yang menyelamatkan ibunya dari ular.

Legenda yang tersemat pada candi kidal.


Itulah bangsa kita yang dijajah oleh bangsa asing.

Kita bagai garuda yang membebaskan ibu pertiwi.

Dalam satu negeri yang kaya akan rempah rempah.

Bersatu dalam nusa bangsa yang berbudi luhur.


Hai, rakyat ditangan kalianlah

negeri ini tetap merdeka.

Amalkanlah pancasila dalam kehidupan kalian

demi cita cita bangsa yang luhur.

Cerdaskanlah kehidupan bangsa 

supaya berkehidupan yang baik.


Dalam cita cita sang penyambung lidah rakyat

Yang telah menemukan lima sila yang beradab.

Perjuangan belum selesai dalam mengisi kemerdekaan.

Yang bermakna bagi bangsa dan negara,

berdikari itu utama bagi negeri selamanya.



Peringatan Pancasila Satu Juni.

Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.


Pancasila yang ditulis satu juni.

Mengibarkan sang saka merah putih.

Kami pertahankan segenap raga.

Bertumpah darah yang satu.


Indonesia yang kami pertahankan.

Tumpah darah yang satu indonesia kita.

Cita cita mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk berkepribadian bangsa yang baik.


Telah kami pertahankan indonesia.

Dalam desa yang menyambung satu.

Desa pusaka moyang kita dalam satu.

Satu nusa satu bangsa satu bahasa kita.


Ibu pertiwi telah merdeka yang dicitakan.

Merah putih telah berkibar dari sabang ke merauke.

Cita cita mulia menghapus penjajahan dimuka bumi.

Kita mengamalkan pancasila dan ketertiban dunia.

Puisi Puisi


Puisi Puisi.

Mimpi tentangnya berlewat waktu.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo
.
Dalam luka hidup dan kecewa.
Bersandar pada bumi bertepi pijaki tanah.
Ia, ku tunggu jua harapan menjauh dari nyata.
Lama waktu bersedih menyusahi hati ini.

Putaran waktu mengubah alur tema hidup.
Tak jua lekas kembali, dimana, ku tunggu.
Kau harapan dariku.

Pijar matahari menerangi hari, rembulan cahaya dini malam.
Bernyanyi pelan akan dahaga mimpi manis darinya.
Merenungi arah ku tuju dalam hampa tanpanya.

Ku bernyanyi dan mendoa.
Supaya dia datang dalam kembali.
Nyatanya hidup di jalan mimpi nyata.
Dalam jalan ini ku cari sendiri.

Menemukannya ditenang arus dunia fana tepi batas akhirnya.
Telah terlihat arah jalan hidup.
Ku, harapnya tak selaras melara dapat kini.
Tak terenungi kembali.,
Ku jalan cari sendiri...

-----------
Tersadari, perelungan waktu.
Putaran waktu mengubah alur tema hidup.
Tak jua lekas kembali, dimana, ku tunggu.

Kau harapan dariku.
Pijar matahari menerangi hari, rembulan cahaya dini malam.
Bernyanyi pelan akan dahaga mimpi manis darinya.
Merenungi arah ku tuju dalam hampa tanpanya.

"Pasti ku dapatkan kembali.
Tanpa dirintangi oleh jalan berliku meliku dari menempuh tingginya dunia.
Kepastian ku milikinya kembali percayalah mimpi manisku".

Parah bermata pedih.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Disedih luka hatiku.
Menyimpan dendam kenangan.
Amarah benci hidup merindu.
Dibawah biru angkasa.

Daku sembunyikan rindu dendam.
Tersembunyi hidup kelam lama.
Tak cukup dapat membantu.
Menutupi luka kecewa hidup ini.

Basuh wajah air memancur.
Menutupi air mata aliran gelora.
Butuh waktu ku tepiskan ayalmu.
Walau tak ayal kau datang melintas.
Terbayangi imajinasi memintas.

" Didalam hidupku.
Ku tak pasrahkan hidupku meratapimu.
Biarlah kau tiada berlalu terlampau.
Dari hidupku.

Oh mengapa? Dan kenapa?
Ia pergi tak lupa melupa dariku.
Pada pelita alam manis kenangan merindu itu.
Telah taklukan egosentri berjalan alur nyata.
----------
"Percaya tak mau percaya,
dia yang telah berjalan pilih yang lain dariku.
Ku, dia tak tau kemana, dimana.
Tak mau ku terus mengikuti jejak jalan hidupnya, ku pulang darinya.

Dimana ku, dia menjalan satu hati dan ruang"
Telah ku tegarkan.
Untuk daku bersembunyikan nyata dihidup kelam lama.
Tak cukup dapat membantu, Menutupi luka hati yang telah kecewa.

"Telah ku tegarkan.
Kau, dia melintasi hidup dariku.
Demi hidup ku pertahankan.
Aku sendiri............."

Satu cerita waktu kawan.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Bait puitis hidup kita.
Memberi drama warna hidup.
Bercerita kita dalam kebersamaan.
Satu hati kita berkawan sejati.

Arti mencari harga hidup ini.
Detak waktu masih berputar.
Bila kita tetap ada bersama.
Tentu harga kita tetap ada.
Kesan hidup lebih bermakna.

Tenang kawan.
Sejati kebersamaan kita ideal drama dunia.
Arti harga kawan lebih dari harga harta.
Bagi kita dunia milik kita.
Temukan sejatinya hidup ini.
Tetap waktu terus ada.

Sejalan hidup kita jangkau bumi.
Hentak kaki pasti bergerak tak henti.
Meraih kepastian bila tepati janji ternikmati.
Tak satupun tanpa hasil prestasi baik kita.

" Bait menambah cerita.
Kebersamaan kita yang terhargai bumi.
Terestui alam fana.

Arti mencari harga hidup ini.
Detak waktu masih beputar.
Bila waktu masih kita bersama.
Tentu harga kita tetap ada.
Kesan hidup lebih bermakna.

"Bila kita dalam cita dan harapan dalam satu ruang.
Menuju langkah pasti bercerita masa depan terbuka.

Tak ada perpisahan dalam kisah ini, kita hidup lama dan jalan ku, kalian pasti sama.
Bermakna dan sia sia dapat kita lalui dalam hidup dalam satu setiakawan"

Kembali terlahir ditempat ini.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Kau di jaga cinta mu terlahir untukku.
Satu kesempatan terberi padaku.
Nostalgia dari tangis derita bahagia.
Ku kembali bertempat kini.

Masa kemaren, ku lembarkan kisah bertahan.
Bertahan dari cobaan hidup dan uji godaan.
Yang ku terjatuh dalam mesranya kasih terkasih.

Terasa semu telah nyata apa adanya.
Ku kembali dari pergi ku.
Memberi arti betapa berharganya hidup ini.
Ku tak benar marah benci pada kau.

Kita bertemu dan bersatu kembali.
Berbeda kau dan aku, tak satu terpisah tetap bersama.
Kini, ku pahami jalan hidup dari perbedaan masa waktu.

Kita pasti terjalin dan bahagia bersama.
Dalam goda dan coba esok hari.
Terjalin kasih mengasihi bersenandung burung merdu.

Satu kesempatan terberi untukku.
Nostalgia dari tangis derita bahagia.
Ku kembali bertempat kini.
"Menjalani hidup ini, kesempatan akhir kau beri padaku".
Ku takkan kecewakan cinta ini, satu teman hidup tersemu dalam bait cantik".

Terjalin Seperti Waktu Dulu.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Di masa yang usai berwaktu terlewati.
Detak jam dinding berjarum putar.
Bertanda angka waktu kita di bumi ini.
Alunan lagu senandung ku dengar bergema.

Tiap hariku bergetar sendu jiwa.
Ku tenangkan batin di dadaku kuatkan jiwa.
Dia kenangan dahulu,
Tak dapat kembali terulang masa kemaren.
Ku menanti.

Ku jalani hari esok yang penuh damai.
Tiada jalan ku temui, ku berjalan temui jalan ku kembali.
Kembali pada nya.
Seperti waktu yang dulu, saat dia masih bersama ku.

Berjalan sepanjang alur utara melintang ke selatan.
Berlalu waktu dunia, senja menuju ke barat tiba dari timur.

Ku temui lama hidup, damai tenang bahagia.
Baru ku temui seperti waktu dulu...
Bagi ku, kau lah segalanya...
Dia ku nantikan , kau lah kasih teman hidupku.

Tanpa ku rasa sendiri kembali pada ku.
Teman hidupku.
Terkasih jalin pencarian jalan sendiri.
Berpadu bertemu kembali.

Lagu Anak.
Cing Kucing Anak Siapa.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Ketika ku berjalan.
Ku melihat sebuah kardus.
Lalu ku mendekatinya.
Ternyata ada beberapa bayi kucing.
Oh kasihan sekali.
Lalu ia bersuara “meong”.
Lalu ku bawa pulang ke rumah.

Reff :
Cing, Kucing, Cing, Kucing anaknya siapa?
Nih kucing, nih kucing yang punya siapa?
Cing, kucing, cing, kucing anaknya siapa?
Nih kucing, nih kucing yang punya siapa?

Ketika ku berjalan.
Ku melihat sebuah kardus.
Lalu ku mendekatinya.
Ternyata ada beberapa bayi kucing.
Oh kasihan sekali.
Lalu ia bersuara “meong”.
Lalu ku bawa pulang ke rumah.

Puisi

Teman Raden Aditya Aris Nugraha Cucunda Raden Demang Harjosuprato dan Raden Nganten Warsinah Harjosuprapto Keturunan Pendiri Desa Kuwaru, Trah Raden Tumenggung Kolopaking Bupati Purworejo, Trah Raden Tumenggung Sindunegara, Trah Bupati Gombong Roma, Trah Bupati Banyumas, Trah Amangkurat I dari Mataram Islam.

Teman Muhammad Sartono anak dari Kepala Dukuh di Boyolali Jaman Suharto dan Raden Ajeng Suwarni bin Raden Mas Ngabehi Warsitonegara Pegawai Kasunanan Surakarta tahun 1925, bergaji 2500 gulden perbulan trah Adipati Mangkunegaran III.


Desa Cidamulja Yang Permai.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Desa yang ku cinta.
Telah menoreh sejarah keluargaku.
Nenek moyangku pemimpin desaku.
Makmur desa yang bersawah terhampar.

Luas desaku terbagi dua.
Desa yang menolong keluargaku.
Kami memimpin berkeadilan rakyat.
Desa yang memilih keluarga kami.

Kami priyayi pamong desa yang tak terlupa.
Desa yang indah berbukit dan pantai jauh.
Selamanya, kini esok berjalan makmur.
Damai hijau dihamparan sawah yang luas.
 
Dia Yang Bernama Singa.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Wajah yang rupawan tak semu.
Tak berpaling dari rupawan dirimu.
Kharisma dirimu yang kalem menawan.
Layaknya kau adalah bocah kecil.

Aku yang jatuh cinta.
Tergiur dalam nafsu yang memaksa.
Memaksa diriku yang terdorong nafsu.
Untuk terus mencintai dan memberimu.

Kasih cintaku karena kamu.
Itu tulus dari sanubari hati yang ingin.
Keinginan untuk hidup bersamamu.
Dalam cinta dan tahta yang indah.


Desa Mulia Tanah Kami.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Desa yang panas siang terik.
Terasa dingin menusuk malam gelap.
Desa yang terhampar sawah luas.
Tanah desa yang pernah menolong kami.

Didesa keluarga kami priyayi pamong desa.
Desa memilih kami berdinas bestuur desa.
Desa yang makmur, kini esok tetap makmur.
Disepanjang rel kereta depan stasiun sidareja.

Tanah mulia berdiri dipangku bendera merah putih.
Tanah suci pusaka nenek moyang kami yang permai.
Para moyang berpamong desanya desa sidamulya.
Yang terkenang esok dan seterusnya mulia raya.

Keluarga Bestuur Dua Desa Makmur.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Desa yang dihamparkan sawah luas.
Tanah kas desa kami yang subur hijau.
Aliran sungai berwarna coklat berlumpur.
Menambah subur sawah kami yang kering.

Keluarga kita yang memimpin desa.
Berkeadilan rakyat, bermusyawarah desa.
Makmur rakyat desa dalam kepemimpinan.
Hasil panen yang melimpah dinikmati.

Dalam sejarah yang gemilang.
Aku panjatkan syukur kepada sang hyang.
Cinta kasih yang dilimpahkan pada kita.
Kita yang memimpin desa yang indah.

Desa Yang Berbendera Merah Putih.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Cita cita sang proklamator.
Kami pertahankan desa.
Kami pamong desa yang adil.
Pertahankan merah putih di desa.

Kami memimpin bertumpah darah satu.
Tanah air, tanah bumi pertiwi dalam desa.
Kami bertahan didesa untuk indonesia.
Dalam satu cita cita pancasila yang adil.

Kami bersujud kepada sang hyang.
Yang memberi mandat desa kepada kami.
Mempertahankan bendera merah putih.
Untuk indonesia yang luas, untuk kami.


Akankah Bersanding Putri Wangsa Kutub.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Akankah aku bersanding dengannya.
Putri raja dari negeri kutub utara.
Dilema cinta ini memilihnya bersanding.
Akankah wangsa kutub utara termiliki.

Mandat surga mengizinkan kami bersanding.
Kami menurunkan wangsa kutub utara.
Bumi yang indah hijau dengan pegunungan berbatu.
Dipenuhi es, salju yang tebal bermusim dingin.

Atas karunia sang hyang, kami berwangsa kutub utara.
Negeri yang makmur dengan hamparan bumi yang indah.
Terhampar hutan hutan berbukit batu.
Rakyat yang makmur, pemerintahan wangsa yang raya.


Bersenggama Terikatan Gereja Sang Pewaris Tahta.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.
 
Wanita pewaris tahta negeri kutub.
Telah menerima cinta sejatiku.
Kami bersenggama dalam ikatan gereja.
Menurunkan keturunan wangsa kutub utara.

Dalam kebahagiaan negeri kutub yang makmur.
Hamparan daratan penuh hutan berbukit batu.
Sepanjang enam bulan musim dingin.
Sepanjang enam bulan musim panas.

Kami bersyukur atas mandat surga.
Dikaruniakan negeri kutub yang beraja.
Kami wangsa negeri kutub penuh es yang beraja.
Beraja raja yang berkeadilan dan sejahtera.

Diri Terpilih Untuk Cita Cita.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.

Rakyat memilih pemimpin.
Pesta demokratis berlangsung.
Diri yang dipilih terpilih oleh keadilan rakyat.
Diri bersiap memimpin lima tahun kedepan.

Cita citanya berkeadilan pendidikan.
Pendidikan untuk mencapai keadilan kesejahteraan.
Cita cita negara mencerdaskan kehidupan bangsa.
Yang mencium dan mengenggam bendera merah putih.

Kami hormat kepada sang saka merah putih.
Menjalankan cita cita pancasila dalam bernegara.
Indahnya desa desa berbendera merah putih.
Kami pamong praja berkeadilan pendidikan.

Gunung Arjuno Arjuna