Pangeran Ernest Si Lemah.
Ciptaan : Bondan Ramadhani Purnomo.
Istana yang sederhana, di lembah diantara gunung dan garis pantai.
Berdiri kerajaan stuart di negara eropa seluas sepuluh ribu kilometer persegi.
Raja Gotran dan Ratu Netrian gelisah melihat pangeran ernest yang sangat manja dan lemah.
Bagaimana kerajaan nanti apabila dirinya tiada? Tanya raja gotran.
Ibunya sedih,.
Pangeran ernest tumbuh sebagai pribadi yang manja dan lemah.
Pangeran seorang pencinta sesama lelaki sehingga dirinya lemah tak seperti lelaki lainnya.
Pangeran ernest bermain manja dengan pelayan tampan dan rakyat tampannya.
Para perempuan yang mengidamkan pangeran ganteng, terkadang patah hati melihatnya
Tapi pangeran yang rendah hati merayu para perempuan agar senang hatinya.
Pangeran suatu hari jatuh dan terluka.
Ratu netrian menerima kabar pangeran terluka.
Ratu khawatir dengan putranya biasanya kalau terluka, pangeran akan lama sembuhnya.
Raja gotran yang sedang rapat negara membahas pembangunan jalan dan jembatan baru.
Kembali ke ruang kamar pangeran ernest yang dipenuhi dokter dan perawat.
Raja khawatir putera satu satunya.
Raja dan ratu hanya punya satu anak.
Apabila pangeran ernest tiada akan.
Maka tahta akan diwariskan kepada kedua keponakannya.
Raja khawatir sekali.
Disisilain kedua keponakannya bagi raja adalah pangeran yang layak menjabat raja.
Pangeran ernest terbaring lemas.
Ia mengeluarkan banyak darah.
Dokter menyuntikan obat obatan dan perban supaya menghentikan pendarahannya.
Sudah dua hari pangeran sakit.
Pangeran Angus dan Pangeran Mark datang menjenguk pangeran ernest yang sakit.
Mereka berdua sepupu pangeran dan keponakan raja.
Pangeran angus yang memang sangat sayang dan mencintai pangeran ernest.
Bahkan sering bercumbu sesama jenis.
Berprilaku sebagai laki laki yang hebat dengan kepintaran yang diatas rata.
Bahkan hasil tes IQ nya senilai 200.
Mengkhawatirkan pangeran ernest.
Berdoa untuk kesembuhannya.
Pangeran Mark yang biasa saja.
Juga tampak menyayangi ernest.
Pangeran Mark suka sekali dirayu oleh ernest.
Walau mark terlihat santai saja.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar