Translate

Sabtu, 26 April 2025

Sedikit Kisah Nenek Moyang Raden Ajeng Kustiyah Binti Raden Mas Suromenggolo (Sudah Mati Obor Keluarga Ningratnya) Nenek dari Bondan Ramadhani Purnomo.

Kisah Kakek Moyang dari Raden Ajeng Kustiyah binti Raden Mas Suromenggolo lahir Cindaga, Kabasen, Banyumas, Hindia Belanda (Kustiyah nenek dari Bondan Ramadhani Purnomo).
Riwayat dari Pakde Aying (Anak Raden Ajeng Kustiyah binti Raden Mas Suromenggolo) atau Pamanda Bondan Ramadhani Purnomo.

Kemungkinan Masih Keturunan Panembahan Senopati Ing Alogo Sayyidina Panatagama Ngabdurrahman Khalifatullah ing Tanah Jawa, Raja Pertama Mataram Islam.

Karena gelar kakek buyut saya itu Raden Mas Suromenggolo dan Gelar Nenek saya Raden Ajeng Kustiyah binti Raden Mas Suromenggolo.
Menurut bude darni, pakde aying dan pakde sus, kalau turunan mataram islam kita tidak tahu karena sudah mati obor.
Kita juga masih keturunan mataram islam dan majapahit tapi sudah mati obor dengan keluarga mbah uti raden ajeng kustiyah.
Kami sedih tidak tahu keturunan raja mataram islam yang mana karena mati obor.

Kami disinggung sebagai Galuh Pakuan Semuran karena kulitnya hitam.

Riwayat Dari Pakde Aying (Anak Bahu Sungep dan Raden Ajeng Kustiyah), Kakak dari Mama dan Pamannya Bondan
Kami adalah Keturunan Raden Arya Banyak Catra.
Raden Arya Banyak Catra atau Banyak Sosro, Adipati Pasir Luhur.
Raden Arya Banyak Catra merupakan putra Raden Arya Baribin anak dari Brawijaya IV, Raja Majapahit yang menikahi Nyi Banyak Galeh putri Arya Banyak Galeh anaknya Raden Arya Banyak Belanak bergelar Pangeran Mangkubumi Senopati Anak Prabu Munding Wangi atau Raden Pamanah Rasa disebut juga Prabu Silihwangi III, Raja Galuh Pakuan Pajajaran.
Raden Arya Banyak Sosro atau Pangeran Mangkubumi Senopati menyebarkan agama islam di daerah yang diperintahnya yaitu wilayah banyumas, cilacap, purbalingga dan banjar negara pada masa kerajaan demak dan kerajaan pajang.
Anak putrinya adipati warga hutama pernah berzina ketika dijodohkan oleh sultan hadiwijaya mengakibatkan adipati warga hutama di hukum mati ditempat, putrinya menangis menyesali.
Ketika wafat ia digantikan putranya raden joko kaiman selanjutnya bupati banyumas pertama yaitu raden joko kahiman, terpisah dari banjarnegara dan purbalingga selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Gunung Arjuno Arjuna